ringkasmedia.net, kutim - Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, kembali menyoroti kewajiban dunia usaha dalam memastikan pendidikan anak-anak pekerja terpenuhi tanpa terkecuali.
Ia menegaskan, perusahaan yang beroperasi di wilayah Kutim harus memastikan tidak ada anak karyawan, baik lokal maupun pendatang yang terlewat dari layanan pendidikan.
Ardiansyah mengatakan bahwa pendidikan merupakan hak dasar yang tidak boleh dikorbankan atas alasan apa pun, termasuk situasi kerja orang tua.
Menurutnya, masih ditemukan kasus anak karyawan yang tidak melanjutkan pendidikan karena tidak terdata atau berpindah-pindah mengikuti lokasi kerja orang tua, hal ini menurutnya tidak boleh dibiarkan terjadi.
“Walaupun orang tuanya pindah kerja, anak tetap wajib sekolah dan perusahaan punya tanggung jawab memastikan hal itu,” tegas Ardiansyah (19/11/25).
Pemkab Kutim meminta Dinas Sosial melakukan pendataan ulang secara menyeluruh terkait keberadaan anak usia sekolah di lingkungan perusahaan, termasuk mencatat sekolah mereka, tempat tinggal, hingga kondisi sosial keluarga.
Data tersebut akan menjadi dasar intervensi pemerintah daerah apabila ditemukan anak yang belum bersekolah.
Ardiansyah juga menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi bagian penting dari program CSR perusahaan.
Ia meminta agar dukungan untuk pendidikan tidak hanya berupa beasiswa, tetapi juga berupa fasilitasi administratif, layanan antar-jemput sekolah, hingga bantuan perlengkapan belajar jika diperlukan.
“CSR perusahaan jangan hanya berfokus pada infrastruktur, pendidikan harus menjadi salah satu indikator kinerja sosial perusahaan,” ujar Ardiansyah.
Ardiansyah menambahkan bahwa penguatan regulasi akan dilakukan untuk memastikan perlindungan pendidikan anak pekerja benar-benar berjalan.
Pemerintah tidak menutup kemungkinan menerapkan langkah tegas apabila ada perusahaan yang mengabaikan kewajiban sosial tersebut.
Dengan langkah ini, Pemkab Kutim berharap seluruh perusahaan semakin peka terhadap keberlanjutan pendidikan anak karyawan, sehingga masa depan generasi Kutim tetap terjamin, meski orang tuanya bekerja di sektor industri yang mobilitasnya tinggi.(ADV)

0 Komentar